Reses Nyat Kadir di Karimun: Warga Keluhkan Jalan, Jembatan, Air, Listrik
RiauKepri, KARIMUN- Pembangunan jalan, pelabuhan, jembatan dan air bersih serta listrik masih menjadi prioritas yang diinginkan warga di dua desa yakni Desa Buru dan Desa Parit, Kecamatan Karimun. Masalah tersebut terungkap saat anggota DPR RI, Drs H Nyat Kadir melakukan reses di dua desa tersebut selama dua hari, Senin – Selasa (13-14/8).
Reses di Pulau Buru dihadiri 250-an warga dan dipusatkan di lapangan bola kaki, Senin (13/8). Keesokan harinya, Selasa (14/8) reses kembali dilakukan di Desa Parit 1 yang dihadiri sekitar 380-an warga. Reses itu dipusatkan di Balai Pertemuan Desa Parit 1. Sebelumnya legislator dari Partai NasDem itu melaksanakan reses di Batam dalam sedikitnya tujuh kali pertemuan.
Ketua LPM Desa Buru, Ismail, mengatakan saat ini infrastruktur jalan dan pelabuhan nelayan di Desa Buru dan sekitarnya menjadi masalah utama.
“Kerusakan jalan dari dan menuju daerah ini belum ada perubahan signifikan. Jalan yang rusak seolah menjadi pemandangan umum. Miris memang, sudah banyak warga yang berkali-kali sering mengeluh dan mengadu baik melalui Musrenbang maupun ke pihak Kecamatan hingga ke Pemkab Karimun, namun tidak juga terealisasi,” ungkapnya.
Selain masalah infrastruktur jalan, pelabuhan nelayan juga menjadi aspirasi masyarakat. Soal pelabuhan ini terungkap adanya beberapa pelabuhan di daerah di sini banyak dalam kondisi yang membahayakan. Jika terus menunda untuk diperbaiki, diperkirakan akan bertambah rusak. Untuk itu dibutuhkan perhatian khusus dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah agar segera memperhatikan dan memperbaiki infrastruktur jalan dan pelabuhan nelayan yang terbuat dari kayu dan papan itu.
Selain itu dia meminta dibangunkan pelabuhan sementara untuk nelayan di Desa Sekanak. Anggaran pembangunan pelabuhan kayu itu diperkirakan mencapai Rp200 juta. Dia pun kembali berharap anggota Komisi VI DPR RI, Nyat Kadir bisa mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Tak hanya itu, masalah listrik juga menjadi keluhan warga. Listrik di desa tersebut tidak menyala selama 24 jam. Listrik hanya menyala dari pukul 18.00 WIB dan padam sekitar pukul 05.00 WIB. Jadi, melengkapi keperluan sehari hari, masyarakat harus membeli solar untuk menghidupkan genset.
Imam, warga setempat lainnya mengatakan, listrik terkadang juga selalu padam-hidup yang dapat mengakibatkan kerusakan alat-alat elektronik. Kondisi tersebut sudah lama dirasakan warga. Dengan kondisi seperti ini seharusnya, harap warga, PLN bisa segera mengatasinya.
Sementara warga lainnya juga protes tentang kondisi jembatan yang menghubungkan Desa Buru dan Sekanak tak kunjung direhab. Disebutkannya, papan lantai jembatan tidak layak lagi untuk dilalui. “Kadang saya kesal, sudah lama jembatan ini rusak tapi belum ada upaya untuk memperbaikinya,” ujar warga.
Warga meminta Nyat Kadir dapat memperjuangkan pembangunan jembatan penghubung agar memudahkan lalu lintas warga, terutama bagi anak-anak menuju ke sekolah.
Sementara reses di Desa Parit 1, warga mengeluhkan akses jalan dan air bersih. Sampai pada hari ini masyarakat masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari hari seperti MCK (Mandi Cuci Kakus) masyarakat menginginkan agar desa mereka segera di aliri PDAM. Selama ini warga mengandalkan air sumur.
Kepala Desa Parit 1, Basri Muhammad mengatakan Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM) Kabupaten Karimun telah melakukan survei ke lapangan dan siap untuk menyambung pipa air dari Kolam yang ada di desa tersebut. Kolam air itu bisa dimanfaatkan oleh tiga desa di sekitar wilayah tersebut yakni Desa Parit 1, II dan III. Namun pihak desa terkendala dengan dana pembebasan lahan kolam yang akan dijadikan sumber air tersebut.
Ganti rugi lahan yang diminta pemilik kolam, katanya, sebesar Rp100 juta. Tapi warga hingga saat ini baru membayar Rp40 juta. Dana untuk pembebasan lahan kolam itu merupakan swadaya dari masyarakat. Warga masih kekurangan dana Rp60 juta.
Kepala Desa berharap Nyat Kadir dapat membantu dana agar pembebasan lahan tersebut dapat segera diselesaikan.
Selain masalah infrastruktur jalan, pelabuhan nelayan juga menjadi aspirasi masyarakat. Soal pelabuhan ini terungkap adanya beberapa jembatan di daerah ini banyak dalam kondisi yang membahayakan. “Sekarang pelabuhan yang terbuat dari kayu yang biasa kami pakai sudah rusak, ” katanya.
Hal serupa juga dikemukakan tokoh pemuda, Supriadi. Dia meminta pembangunan jalan yang menghubungkan tiga desa sepanjang lima kilo meter di wilayah tersebut. Dengan adanya jalan itu lalu lintas komoditi pertanian dan perikanan semakin lancar.
“Kami mengharapkan pak Nyat Kadir bisa memperjuangkan pembangunan jalan ini. Dengan baiknya kondisi jalan pasti akan melancarkan ekonomi di tiga desa tersebut,” terangnya.
Menyikapi hal itu, anggota Komisi VI DPR dapil Kepri, Nyat Kadir berjanji akan menyampaikan semua keluhan tersebut kepada Bupati dan Gubernur serta instansi terkait lainnya.
Persoalan listrik di Desa Buru, Nyat Kadir berjanji akan dibicarakan dengan pihak PLN. Nyat juga meminta masyarakat membuat surat secara resmi ke PLN, selain dia juga akan membantu menyampaikan secara langsung ke Direktur PLN.
Mantan Walikota Batam ini berharap, melalui laporan kegiatan reses ini pemerintah kabupaten bisa mendengar keluhan yang ada di tengah warga. “Lalu segera diberikan tanggapan agar segera ditindaklanjuti,” katanya.
Sementara terkait dengan kekurangan dana pembebasan lahan kolam air sebesar Rp60 juta, Nyat di hadapan kepala desa dan masyarakat berjanji akan mencari jalan keluar untuk mengatasi kekurangan dana tersebut. (RK2)