Kamerad dengan Wajah Penurut
Oleh M. Firmiadi
Memelihara binatang membutuhkan jiwa penyayang serta penuh kesabaran. Pernahkah kamu mendengar sekelompok binatang peliharaan memberontak? Bagaimana bayanganmu jika binatang itu tidur di tempat biasa kamu tidur, makan di meja dapur kesukaan kamu, juga duduk di ruang tamu dengan remot tv di tangannya? Pernahkah?
Semua kemungkinan bisa terjadi, bahkan itu benar-benar terjadi. Kejadian bermula ketika aku membaca sebuah buku, karya George Orwell dengan judul “Animal Farm”. Buku dengan cover binatang babi berwarna merah juga pada versi lain, rumah peternakan berwarna kuning, meyakinkan aku bahwa semua jenis binatang peliharaan telah melawan tuannya.
Si pemilik binatang bernama Jones, di kabarkan telah tewas di tembak binatang kesayangannya sendiri. Dengan dibantu oleh Napolen dan Snowball, dua ekor babi cerdas, telah berhasil menggulingkan kekuasaan manusia untuk pertama kalinya pada masa perang dunia ke II atas totaliterisme Uni Soviet. Semua bermula pada dekrelasi Major, si babi tua yang di segani oleh seluruh kamerad di peternakan Manor.
Dekrelasi yang penuh kontroversial, kemudian juga tidak masuk akal, oleh kamerad di anggap harapan baru menuju kebebasan. Bermimpi menjadikan Pak Jones sebagai seorang budak di rumahnya sendiri. Sebagian kamerad menganggap pemberontakan ini mustahil untuk dilakukan. Tapi sebagian berkeyakinan rencana ini akan berhasil. Sehingga kedua kubu saling melontarkan argumentasi demi berpegang pada emosi dan keselamatan masing-masing.
Kekacauan di dalam rumah tidak terleraikan, saling hujat menghujat. Adu domba, kecuali rombongan tikus, kucing pemalas dan seekor gagak yang mengamati dari atap peternakan. Lalu si babi putih, Major, terus berorasi meyakinkan seluruh kamerad, bahwa rancangan mereka pasti berhasil. Begitu pemberontakan ini berhasil, para kamerad akan mendapat jatah makan lebih banyak, bebas dari penyembelihan, bebas dari kerja rodi dan romusha, seperti mengangkut jerami dan jelai. Bebas dari kekejaman manusia yang selama ini dialami oleh mereka, ungkap si babi hitam squealer, dengan retorikanya.
Boxer, si keledai paling tua, berposisi paling belakang, hanya mengangguk-angguk tanda sepakat, walaupun kebiasaanya adalah apatis. Ada juga Clover kuda betina, memeluk Molie anaknya, dengan penuh keibuan. Clover sangat khawatir, Molie simungil trauma dan terganggu psikologinya ketika mendengar keributan di dalam lumbung. Maka Clover menyusun bata kecil untuk menjauhkan anaknya dari kegilaan sadis itu.
Babi hitam, Squelar, hanya membutuhkan 5 menit berbipadato dalam memperkuat barisan patra kamerad, sedangkan si gemuk Napoelan dan Si kurus Snowball telah lebih dulu menulis strategi penyerangan terhadap pemilik peternakan Jones yang malang.
Agar strategi berhasil tanpa kekalahan, Major si babi terhormat, menyanyikan lagu kebangsaan dengan judul “Binatang Inggris”. Seluruh kamerad ikut bernyanyi walau agak terbata-bata mereka mengucapknnya. Singkat kisah, mereka berhasil menaklukan Jones, si pemilik peternakan. Kejayaan itu membuat Pak Pilkington gemetar ketakutan. Bagaimana jika binatang ternaknya terpengaruh dan di intervensi oleh binatang hina. Berita ini jangan sampai tersebar di telinga binatang miliknya, karena kedamaian Pak Pilkington telah berusia 73 tahun bersama binatangnya.
Kembali pada peternakan Manor, hampir putaran detik waktu dihabiskan merayakan kemenangan dan bebasnya seluruh kamerad. Tinggal menetapkan secara konstisional siapakah yang layak menjadi pemimpin kamerad untuk peternakan Manor. Lagi-lagi Squelar berdiri di depan sebagai juru bicara Major, untuk memutuskan bahwa Napoleon adalah pemimpin baru kamerad, dan menjustifikasikan bahwa Snowball adalah pengkhianat karena mencuri sketsa bangunan kincir angin milik Napoleon. Faktanya persengkokolan kedua babi gemuk dan muda tersebut yaitu mengambil sketsa bangunan milik Snowball serta mengusirnya dari peternakan. Kamerad percaya, kemudian mereka kembali bersorak-sorai dengan kalimat Snowbal pengkhianat hingga tidur malam.
Musim semi beranjak, musim kemarau bermula. Tibalah masa-masa sulit menerpa kehidupan para kamaerad. Kebanyakan keluh kesah, gelisah begitu rasa lapar haus menggerogoti kerongkongan juga perut mereka. Simpanan makanan seperti, jerami dan jelai telah habis satu pekan yang lalu. Kamerad melaporkan bencana ini pada babi-babi itu, namun mereka terus berucap, kita akan kerja keras tahun ini, membangun kincir angin. Menanam jagung dan memproduksi susu. Tiada satup un kamerad boleh membantah, hanya babi-babi sajalah yang boleh duduk-duduk santai, karena tugas mereka memikirkan penyelesaian bencana ini membutuhkan ketenangan. Jadi kami harus berkonterasi penuh untuk pemikiran kami sampai benar-benar tuntas.
Kamerad tertunduk luruh, berbalik belakang menuggu nasib-nasib malang mengepung mereka. “Kenapa gairah hidup kalian luntur”, tanya Boxer, kuda jantan gagah perkasa. Ialah satu-satunya binatang pekerja keras, tanpa banyak tanya semua program bangunan dikerjakan, siang dan malam tiada henti. Bekerja, bekerja dan bekerja. Motivasinya adalah aku masih muda dan impian aku adalah menjadi tunggangan Hercules.
Sepekan kemudian tanah lapang berubah menjadi genangan darah, disebabkan pembataian habis-habisan oleh Napoleon dan pengikutnya. Begitu banyak penyiksaan kepada para kamerad yang berani kabur dari peternakan itu. Mencoba kabur, artinya pengkhianat.
Boleh dibilang genosida terhadap ras binatang lain, yang lebih menyakitkan adalah kamerad menjadi saksi atas kekejaman napoleon. Cuma apa boleh buat, mereka terlalu takut dan menjadi wajah penurut, walau terpaksa mereka bernyanyi cukup bagus, dengan langgamnya seperti ini :
Binatang Inggris, binatang Irlandia
Binatang di setiap negeri dan musim
Dengarkan gambar gembiraku
Tentang ke emasan di hari mendatang
Cepat atau lambat saatnya akan tiba
Tirani manusia akan di tumbangkan
Dan ladang subur inggris
Akan di tapaki oleh binatang saja
Cincin akan hilang dari hidung kita
Dan pelana akan dibuang dari punggung
Kekang dan pacu akan karatan selamanya
Cambuk kejam tak terdengar melecut lagi
Kekayaan lebih dari pada yang dapat digambarkan pikiran
Gandum dan jelai, oat dan jerami
Cengkih kaccang dan umbi-umbian
Akan jadi milik kita hari itu
Cahaya terang akan menyinari ladang-ladang Inggris
Airnya akan jadi lebih jernih
Angin lebih lembut meniup angin sepoi-sepoi
Pada hari saat kita dibebaskan
Karena hari itu kita semua mesti kerja
Walau kita mati sebelum matahari muncul
Sapi-sapi kuda dan kalkun
Semua harus bekerja demi kemerdekaan
Bintang Inggris, binatang Irlandia
Bintang di setiap negeri dan musim
Dengarkan baik-baik dan sebarkan kabarku
Tentang keemasan di hari mendatang.
Sangat tragis sekali, kamerad mengemumandangkan lagu kebangsaan di atas genangan darah saudara-saudari mereka sendiri.
M. Firmiadi adalah mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Lancang Kuning. Dia juga bergabung dengan Teater Matan Riau.