Ucapan Ahmad Muzani Sebut Kata Intel Melayu Buat Sakit Hati

Hang Kafrawi
RiauKepricom, PEKANBARU- Seniman muda Riau, Hang Kafrawi, meradang menyusul kemontar Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, terkait penyebutan kata Intel Melayu pada pemberitaan di detik.com
Ucapan Ahmad Muzani menanggapi batas aksi BIN yang memulangkan Neno Wariman dari Pekanbaru ke Jakarta. “Ya itu namanya intel melayu,” ujar Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/8/2018), kepada detik.com.
Muzani menyebut penolakan massa terhadap Neno yang berujung pemulangan paksa merupakan tindakan yang menggelikan. Ia menyebut Indonesia seperti bukan negara demokrasi saat ini. Seharusnya, gerakan yang ingin Presiden Joko Widodo lanjut dua periode dan ganti presiden harus mendapat perlakuan yang sama. Seharusnya aparat kepolisian menjaga Neno agar tidak dihadang massa.
Muzani masih heran mengapa BIN sampai ikut memulangkan Neno. BIN menurutnya tampak seperti intel yang norak.
“Apalagi kemudian lebih geli lagi dalamnya terlibat BIN, Kabinda. Kabinda itu adalah tugasnya kalau membaca UU BIN itu tugasnya memberi informasi, memperkirakan keadaan, tentang situasi yang akan terjadi. Bukan tampil ke depan,” sebut Muzani.
“Mungkin karena supaya dianggap kerja barangkali ya, Kabinda mungkin. Ya namanya juga intel Melayu, jadi aduh, kesannya jadi norak kalau ada intel seperti itu,” sambung dia.
“Ahmad Muzani, kami orang Melayu tak pernah menyakiti siapapun. Kata Melayu yang dikau sandingkan dengan kata intel tu, membuat kami sakit hati. Seharusnya dikau berpikir berucap itu. Kami orang Melayu paham betul menggunakan bahasa, sebab kami dari kecil sudah berbahasa dengan santun, tidak menyakiti orang lain,” ungkap Hang Kafrawi.
Dijelaskan Hang, frasa “intel Melayu” yang dikau (Ahmad Muzani) gunakan, mengeritik keterlibatan BIN dalam pemulangan Bunda Neno Warisman di Riau beberapa waktu lalu, terkesan dikau melecehkan orang Melayu.
“Dikau menganggap ape-ape yang berhubungan dengan Melayu itu tak baik. Aduhai, Ahmad Muzani, dikau memgutip analogi penjajah (Belanda) memecah belah orang Indonesia pada hari ini. Dikau harus bertanggung jawab! Buanglah mental menjajah dari diri dikau Muzani,” kata Hang. (RK1)