Mensejalankan Program Gubernur Riau Terpilih

RiauKepri.com, PEKANBARU – Pembangunan Provinsi Riau yang dianggarkan pada APBD Riau 2019 sejalan dengan program Gubernur dan Wakil Gubernur Riau terpilih, Syamsuar dan Edy Natar Nasution.  Tim transisi gubernur terpilih, sudah membahas tentang rencana pembangunan yang diakomodir di APBD Riau 2019, dengan Tim Anggaran Pendapatan Daerah (TAPD) Pemprov Riau. Setidaknya ada tiga detail engineering design (DED) yang diusulkan.

Tiga DED pembangunan fisik yang diusulkan dalam APBD Riau 2019 antara lain, Quran Center, Riau Kreatif Hub, dan bandara. Hanya saja, lokasi pembangunan masih belum ditentukan.

Misalnya, Quran Center. Informasi yang beredar, Quran Center dibangun di komplek Punra MTQ. Tapi, Pemprov Riau belum bisa memastikan itu. “Kita juga belum dapat untuk penegasan lokasi. Misalnya Quran Center. Sampai rapat terakhir, belum dipertegas,” kata Sekdaprov Riau, Ahmad Hijazi, kemarin.

Riau Kreatif Hub juga diusulkan untuk DED-nya di APBD Riau 2019. Hal ini juga sudah menjadi kesepakatan antara TAPD Pemprov Riau dengan tim transisi gubernur terpilih Syamsuar. “Kedua tentang Kreatif Hub. Ini juga belum ada penegasan lokasinya. Ini masih pending,” ujar Ahmad Hijazi.

Baca Juga :  Satgas Karhutla di Bawah Pimpinan Gubri Terus Berkerja, Ini Buktinya

Riau Kreatif Hub menjadi program Syamsuar sebelum terpilih. Ini sengaja dibangun, sebagai wadah dan tempat berkarya anak muda Riau. Terutama dalam sektor industri kreatif yang selama ini dinilai karya dan aspirasi anak muda tidak difasilitasi.

Selanjutnya kata Ahmad Hijazi, terkait pembangunan atau pemindahan bandara Riau. Ini juga menjadi usulan tim transisi. Namun ini masih tertunda, mengingat apakah pembangunan bandara boleh dilakukan oleh pemerintah daerah. Terlebih dahulu ditinjau dari segi kewenangannya.

“Fisibility study (studi kelayakan) tentang bandara. Ini perlu kita konsultasikan ke kementerian. Kalau kewenangan pusat, apakah boleh daerah menganggarkan. Jadi ada dua yang kita lalui, pertama soal kewenangan, kedua soal persetujuan DPRD,” kata Ahmad Hijazi.

Baca Juga :  Tak Bisa Hadir Pada Milad Meranti, Ini Kesibukan Gubri

Secara umum kata dia, ada persamaan persepsi antara TAPD dengan tim transisi. Tidak hanya pembangunan fisik, tapi juga terkait dengan pendidikan dan kesehatan. “Kita tak mengukur persentase. Jadi tiga sektor itu, umumnya hampir sama persepsi,” ujarnya.

Seperti di Pendidikan kata Ahmad Hijqzi, 80 persen sama persepsinya dengan tim transisi. “20 persen lagi paling-paling penyesuaian,” ujarnya.

Sektor kesehatan lebih banyak lagi.  Katanya, ada sekitar 90 persamaan persepsi TAPD dengan tim transisi. Selebihnya juga penyesuaian. “Penyesuaian-penyesuaian itu menyangkut volume, lokasi, dan kita bahas bersama DPRD,” sebut Ahmad Hijazi.

“Kemudian infrastruktur, sekitar 70 persen sama persepsinya. Cuma mereka hanya ingin menambah DED saja. Mengenai yang mencoret-coret itu, tidak ada. Sudah kita luruskan semua,” sambungnya.

Dia juga menyebut, memang ada anggota tim transisi yang mengusulkan untuk mencoret. “Tapi secara keseluruhan tidak. Karena mekanisme perencanaannya melalui Musrenbang yang diusulkan oleh kabupaten. Seperti jalan di Kubu, Kampar Kiri, tidak mungkin itu dianulir,” ujarnya.

Baca Juga :  Wilayah Operasi BOB PT BSP Pertamina Hulu Terjaga dari Karlahut

“Memang ada salah seorang anggota yang mengusulkan untuk dihapus, tapi yang menentukan tim secara keseluruhan. Tapi sekarang sudah tidak ada masalah,” tegasnya.

Terkait dengan DED yang diusulkan tersebut kata Ahmad Hijazi, tidak serta merta diakomodir. Harus melalui pembahasan dengan Badan anggaran (Banggar) di DPRD Riau. Selanjutnya diparipurnakan untuk disetujui.

“Yang sifatnya lain hanya penambahan DED. DED ini juga akan dibahas bersama dewan. Yang jelas materinya sudah masuk ke DPRD pada tanggal 24 Oktober lalu,” kata dia. (Adv/Humas)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Close