Sosialisasi 4 Pilar, Nyat Kadir Ajak Perangi Hoak
RiauKepri.com, BATAM- Anggota DPR/MPR RI, Drs H Nyat Kadir melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Kedai Mak Syim, Tiban, Batam, Ahad (3/3/2019) siang. Dalam kesempatan itu Nyat Kadir mengajak masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan berita hoax.
Masyarakat diminta perang terhadap hoax dengan terus melakukan gerakan literasi media. “Masyarakat harus memproduksi konten positif, melakukan chek and rechek sebelum menyebarkan sebuah berita dan melakukan edukasi ke tengah masyarakat agar tidak termakan fitnah serta hoax,” ujar politisi Partai NasDem ini.
Kegiatan yang dikemas santai, akrab dan gembira itu dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, Ketua RT/RW, dan pengurus ormas kepemudaan Kelurahan Jodoh. Warga terlihat cukup antusias mengikuti sosialisasi empat pilar kebangsaan yakni UUD 45, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Mantan Walikota Batam ini kembali menegaskan hoax adalah perbuatan keji dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah terbina sejak lama.
Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam ini juga menyebut ciri- ciri hoax, di antaranya sumber berita tidak jelas, tidak berdasarkan data dan fakta, menyudutkan salah satu pihak, bermuatan fanatisme, dan menghina pemimpin. Untuk itu dibutuhkan empat pilar kebangsaan yang membuat Indonesia tetap kokoh dan tidak terpecah belah.
“Indonesia tidak akan pecah atau pun bubar seperti diprediksi pihak lain. Negara lain pecah seperti Uni Soviet menjadi beberapa negara karena negara itu tidak mempunyai ideologi yang tumbuh dari dalam dan menyatukan seluruh warga bangsanya. Ideologi komunis bukan ideologi asli Uni Soviet. Uni Soviet pecah pada 1991 setelah presiden Gorbacev membuat kebijakan glasnost dan perestroika,” katanya memberi contoh.
“Apakah Indonesia pecah ketika Bung Karno wafat? Tidak. Apakah Indonesia pecah ketika presiden membuat kebijakan reformasi seperti di Uni Soviet? Tidak. Indonesia tetap kokoh dan kuat. Padahal Indonesia adalah negara kepulauan dengan tidak kurang dari 700 bahasa lokal dan 1.128 suku bangsa, dan tiga satuan waktu. Sekalipun besar dan beragam, Indonesia tidak mengalami perpecahan,” imbuhnya.
Salah satu faktor yang membuat Indonesia tidak terpecah, lanjut Nyat Kadir, adalah karena kita mempunyai ideologi yang dimiliki bersama. Ideologi yang tumbuh dari dalam negeri kita sendiri.
“Itulah yang namanya Pancasila. Karena itu menjadi amat penting kita mengingatkan dan menyegarkan ingatan pada Pancasila supaya bangsa ini tidak pecah. NKRI tetap menjadi harga mati, meskipun ada yang mencoba mengacaukan NKRI,” jelasnya. (RK2)