Bertemu Mantan Kaptennya, Gubernur Kepri Bernostalgia Banyak Hal

RiauKepri.com,  BATAM — Dikira sampah ternyata ular. Tapi tetap saja diangkat ke atas karena mengganggu putaran kipas (propeler) kapal yang sedang belayar. Begitu naik ke atas, terkejutlah lelaki penyelam itu. Yang terangkat rupanya potongan tubuh ular, bukan sampah yang menganggu pelayaran.

Itu kejadian di sekitar Kuala Enok, Tembilahan, Provinsi Riau puluhan tahun lalu. Lelaki yang menyelam membersihkan kipas itu adalah Nurdin Basirun. Gubernur Kepri saat ini.

Cerita bermula ketika Nurdin bertemu dengan Muhammad Tang. Pertemuan itu berlangsung saat peringatan Hari Jadi Laskar Banjar Dalas Hangit (LBDH) ke -1 di Pantai Mak Dare, Batu Besar Kota Batam.

Muhammad Tang adalah Kapten Kapal ketika Nurdin mulai ‘menuntut ilmu’ sebagai pelaut di dunia pelayaran. Saat bekerja di kapal tesebut, Nurdin muda memang cekatan. Tiap muncul gangguan di pelayaran, dia selalu diminta bertindak menuntaskannya. Termasuk saat di Kuala Enok itu.

Baca Juga :  Lahirkan Generasi Terbaik

Nurdin pun banyak bernostalgia dengan Muhammad Tang. Tak hanya kisah ular yang muncul. Buaya yang mengganggu pun tak lepas dalam cerita Nurdin.

Sebagai anak muda, bersih membersih kapal adalah rutinitas yang harus dilakukannya. Jika di sungai atau di laut, sebelum membilas, mereka selalu mandi di lokasi.

Banyak gaya yang dilakukan saat mandi. Nurdin termasuk yang suka bersalto jika pekerjaan di kapal selesai. Agaknya, seperti para peloncat indah saat mengikuti turnamen.

Suatu kali, masih di sekitar Kuala Enok, rutinitas itu dilakukan Nurdin. Bersalto. Naik ke atas dan mengulanginya. Tapi hari itu salto Nurdin langsung terhenti. Begitu selesai salto pertama, niat Nurdin langsung berhenti melakukan adegan itu. Di Kuala Enok.

Baca Juga :  Wali Kota Rudi Ajak PMR Batam-Kepri Kompak Membangun Daerah

Karena, begitu naik ke kapal lagi untuk adegan berikutnya, serombongan buaya dalam ukuran besar lewat.

“Kalau saya terjun pas mereka lewat, langsung diterkam agaknya,” kata Nurdin.

Pertemuan dengan Muhammad Tang memang memantik banyak kenangan. Bagi Nurdin, yang selalu mendendangkan silaturahmi, pertemuan-pertemuan dengan banyak kalangan selalu dilakukannya. Terlebih dengan teman-teman lama dari berbagai tempat.

Silaturahmi, menurut Nurdin harus terus dirawat. Silaturahmi yang baik akan membawa kenyamanan dan kerukunan bagi banyak hal.

“Hidup ini harus penuh toleransi. Silaturahmi menjadi salah satu kunci. Teruslah dirawat dan dijaga,” kata Nurdin suatu kali.

Baca Juga :  Nyat Kadir: Adat Istiadat Harus Dilestarikan

Di ujung pertemuan, Nurdin pun seakan mengingat masa kerjanya dengan H Muhammad Tang lewat dendangan sebuat lagu. Balada Pelaut dinyanyikan Nurdin saat itu.

Seperti lepas rindunya saat akan berpisah. Pelukannya erat sekali.

“Ini Pak Haji, tau tak, Kapten saya dulu,” kata Nurdin kepada beberapa orang yang mendampinginya saat itu.(RK/R)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *