Bocah Meskom Juara Kompetisi Iqra di Dubai, Ini Tanggapan Gubri

RiauKepri.com, PEKANBARU- Humaira, bocah 9 tahun warga asli Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, meraih juara 2 pada seleksi Kompetisi Iqra Internasional di Abudabi, Arab Saudi. Prestasinya ini mengharumkan nama Provinsi Riau yang dipimpin Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi.

“Sebagai pemimpin Riau, kami sangat bangga atas prestasi ananda Humaira. Meski masih belia, Humaira sudah menjadi hafiz Alquran,” kata Gubri kepada wartawan, Kamis (30/5/2019) dan mengirimkan video pendek tentang prestasi Humaira di Abudabi.

Humaira, kata Syamsuar, dapat menjadi motivasi bagi anak-anak Riau lainnya yang ingin menjadi penghafal Alquran. Humaira bisa sampai ke kanca Hafiz Internasional, pastinya melalui proses yang panjang.

“Tentunya bukan proses yang mudah untuk mencapai semua ini. Peran orang tuanya juga sangat banyak agar anaknya menjadi hafiz, terkhusus ayahnya Eka Surya Putra (40). Kami sampaikan tahniah kepada Humaira dan juga orangtuanya,” sebut pria yang setiap malam ini juga membaca Alquran.

Sejak awal Ramadan, Humaira sudah menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Bengkalis, Riau. Pasalnya Humaira tayang di salah satu stasiun televisi Nasional sebagai peserta kontestasi Hafiz Al Qur’an dalam program Hafiz Indonesia 2019 milik stasiun TV swasta tersebut.

Baca Juga :  Ketum PKS Riau Sampaikan 3 Tahapan Penting Program Penanggulangan Covid-19

Bahkan memasuki Minggu terakhir Ramadan Humaira masih bertahan sebagai kontestan dalam Hafiz Indonesia 2019 tersebut. Selanjutnya Humaira mengikuti selekis kompetisi Iqra Internasional di Boston Amerika dan masuk 50 besar tinggal menunggu pengumuman 10 besar.

Menurut pengakuan sang ayah Eka, sebenarnya Humaira sudah sejak kecil sudah diajarkannya untuk menghafal Al Qur’an. Sama seperti dua kakak dan Abang Humairah yang juga hafiz Alquran. Bahkan kakak kandung Humaira, Indah Zahara menurut Ayahnya sudah menghafal sebanyak 29 juz Alquran dan abangnya juga sudah hafal sampai 30 juz. Dimana kakak dan abangnya ini selalu menjadi perwakilan Bengkalis disetiap iven MTQ.
Untuk Humaira sendiri Eka bercerita anaknya ini mulai belajar Alquran sejak umur tiga tahun. Kemudian diumur empat tahun sudah mulai menghafal Alquran.

“Humaira ini memang dari kecil terlihat lebih muda belajar dan menghafal Alquran dibandingkan kakak dan abangnya. Karena Indra pendengaran dia sejak kecil sudah terbiasa mendengar hafalan Alquran dari kakaknya,” terang Eka.

Menurut dia, dari Humaira umur empat tahun hingga saat ini sudah menghafal sebanyak 10 juz Al Qur’an. Hafalan Alquran humaira ini didik langsung oleh ayahnya bersama ibunya sendiri.

Baca Juga :  PWI Riau Studi Jurnalistik ke VJA dan Media Vietnam

“Memang kita mengajarkan hafalan Alquran humaira ini tidak terfokus dari harus menghafalkan Alquran dalam waktu sekian tahun. Tetapi mengajarkan menghafalkan Alquran dengan benar hafalan dan benar menyebutkan bacaannya,” terang pria lulusan salah satu pesantren di Jember ini.

Diceritakan Eka lagi, Humaira mengikuti hafiz Indonesia berawal dari ayahnya mencoba membrowsing pemenang tahun sebelum pada program Hafiz Indonesia ini di YouTube.

“Saya awalnya mencoba melihat video pemenang pemang hafiz Indonesia sebelumnya. Kemudian saya lihat seperti apa kualifikasi mereka yang menang ini, kemudian saya cerminan ke Humaira sepertinya dia ini ada nominasi,” kata Eka.

Dari yang mempelajari kualifikasi pemenang ini, kemudian Eka juga mempelajari koreksi para juri terhadap pemenang pemenang sebelumnya.

“Setelah kita pelajar kualifikasi dan masukan juri pada hafiz Indonesia sebelumya, saya sampaikan ke Humaira untuk ikut pada hafiz Indonesia tahun ini,” sambung Eka.

Awalnya sempat Humaira juga tidak mau ikut, Eka sebagai orangtua juga mulai lemah semangat saat itu. Namun saat itu ada seorang teman bilang Riau sudah lama tidak masuk hafiz Indonesia setelah beberapa tahun terakhir.

Baca Juga :  Buaya Pemangsa "Budak" di Rohul Ditangkap Warga Pakai Setrum Ikan

“Semangat dari kawan inilah kemudian saya isikan juga formulir untuk mendaftarkan Humaira dalam program Hafiz Indonesia ini. Syarat pendaftaran tersebut harus merekam video hafalan Al Qur’an sebanyak 30 ayat dikirimkan ke stasiun televisi tersebut,” kata Eka.

Dalam video yang dikirimkan Eka ke stasiun televisi tersebut Humaira membacakan Al Qur’an hafalannya sebanyak 30 ayat dengan gaya bacaan atau lagu yang berbeda berbeda.
“Beberapa lama setelah itu, kami mendapat telpon dari pihak stasiun televisi dan ingin bertanya langsung ke Humaira. Dengan berbagai macam pertanyaan oleh pihak mereka,” kata Eka.

Kemudian setelah itu Humaira di panggil untuk berangkat ke Jakarta ikut audisi. Sekitar 700 lebih pendaftar dan yang lanjut ke audisi hanya sekitar 50 orang satu diantaranya Humaira.

“Dari proses karantina yang dilaksanakan Humaira memang jauh perkembangan dari ilmu yang didapatnya. Humaira juga termasuk anak yang kuat dalam mengikuti kompetisi ini,” paparnya lagi. (RK1/grc)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Close