Pada Suatu Petang
Puisi-puisi Hang Kafrawi

Hang Kafrawi
Pada Suatu Petang
Petang datang
di atas gelombang
aku memandang
rindu menyulam pasang
Di atas pasir kutulis namamu
sesaat namun terus menyesak
membekas jadi luka di sepanjang waktu
Petang datang
wajahmu membayang
aku ingin terbang
namun jarak jadi penghadang
kau tetap jadi kenangan
Walau duka juga yang bertandang
Sajak Semangat
Kau bunuh angin
Daun berguguran
Kemerdekaan, katamu, adalah kentut
Tamak seperti nanah
Pecah bau melantung
Tersebab haus banyak menjilat
Melawan kejahatan
Diam bukan emas
Kau akan mati diinjak-injak
Marwah bukan pada ucap
Keris senantiasa terhunus
Pengkhianat harus ditikam berulang-ulang
Pantang berundur
Melangkah ke belakang
Kau mati tersungkur
Alang-alang seluk pekasam
Perang jangan kepalang
Mereka harus binasa, bukan kita
Kembali
Lalu kita bersorak ketika ada yang salah. Tak menjadi penunjuk yang patut. Kebenaran seperti barang dagangan, dipesan untuk kepentingan. Rupanya keadilan bukan untuk kesimbangan, tapi untuk memperkokoh kekuasaan.
Dilarang menjadi miskin di negara ini, maka berlomba-lomba orang mengumpul harta dengan apapun cara. Menjadi raja di atas wacana yang dicipta, seolah-olah malaikat yang sedang mengepak sayapnya pembawa wahyu Sang Kuasa. Tawa yang ditawarnya adalah sulaman pura-pura untuk meredam perlawanan duka.
Ketika nafsu jadi perkasa, seruling sukma menjadi hampa. Orang-orang menari di atas luka saudara tanpa dosa. Adu domba dipelihara menjadi kereta melindas siapa saja yang dicap durhaka.
Protes yang ada di sana dan di sini tersebab kebenaran dikunci dalam peti mati. Maka kembalilah kepada hati, tempat kita mengenal diri dari Ilahi.
Hang Kafrawi nama pena M. Kafrawi adalah Ketua Program Studi Sastra Indonesia dan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Unilak