Alamak, Gugus Siaga RT/RW Air Dingin Mau Membubarkan Diri, Apa Pasal?

Forum RT/RW Air Dingin, Bukitraya, Sedang rapat.

RiauKepri.com, PEKANBARU– Forum RT/RW Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukitraya, melayangkan surat terbuka kepada Direktur Utama (Dirut) PT Sarana Pangan Madani (SPM), karena merasa dilecehkan. Tak hanya itu, mereke yang terlibat sebagai gugus siaga ini handak membubarkan diri.

Kekasalan ini buah dari
pernyataan Dirut PT SPM pada sebuah media online Sabtu (25/04/2020) lalu yang menyebutkan, “Ditaruh di rumah RW khawatir tidak Sampai pendistribusian sembako warga terdampak Covid-19.
Pernyataan Dirut PT SPM dimak mengarah kepada:

1. Tuduhan seakan RW akan mengambil atau menyerahkan bantuan sembako itu kepada yang bukan berhak menerima.

2. Seakan akan RW telah pernah melakukan tindakan mengambil atau menyisakan bantuan itu untuknya.

3. Seakan RT RW tidak jujur atau tidak dapat dipercaya dalam melaksanakan pendistribusian paket sembako terhadap warganya.

“Berdasarkan hal diatas, kami atas nama Forum RT RW di lingkungan Kelurahan Air Dingin merasa kecewa dan dirugikan karena menyangkut marwah RT dan RW yang telah bapak rendahkan. Untuk itu, kami meminta kepada Dirut PT SPM untuk membuat permohonan maaf kepada seluruh RT/RW se Kota Pekanbaru yang tersinggung oleh kata-kata yang melecehkan itu,” tegas Ketua RW 05 Kelurahan Air Dingin, Ali Azmi MA kepada media, Senin (27/04/2020).

Baca Juga :  Program Pamungkas KLHK Memulihkan Ekonomi dan Lingkungan di Daerah

Semestinya, kata Azmi, dalam kondisi begini tidaklah layak bagi orang terhormat seperti Dirut PT SPM untuk mengucapkan kata-kata demikian kepada RT RW yang mungkin rendah dalam pandangannya.

“Tapi kami dengan ikhlas selama ini melaksanakan tugas sebaik-baiknya melayani kepentingan masyarakat. Kami masih punya hati nurani dan kepedulian terhadap warga kami. Demikian surat terbuka ini kami buat, agar menjadi renungan dan instropeksi bagi bapak dalam membuat pernyataan. Kami RT dan RW Kelurahan Air Dingin menunggu permohonan maaf dari bapak paling lambat 3×24 jam,” ujar Ketua Relawan RW Siaga Covid-19, Kelurahan Air Dingin.

Dalam mendata, sebut Azmi, RT/RW sampai 3 kali melakukan validasi dan perubahan rekap data agar bantuan ini benar-benar sampai pada sasaran yang dituju.

“Kami mendata ini tanpa biaya sama sekali. Ungkapannya itu yang sangat menyakitkan bagi RT/RW. Saya terkejut dan tidak senang katanya kalau lewat RT/RW takut tidak sampai. Waktu pendataan kemana dia? Yang antar relawan sehari 2.500. Berarti yang kerja 3-4 orang. Ini kerja tak benar,” cetus Azmi.

Sebagai gugus tugas yang telah memiliki SK dari Walikota Pekanbaru, RT/RW di Kelurahan Air Dingin sudah menjalankan konsep sesuai dengan 13 kriteria penerima bantuan yang ditetapkan dalam bansos yang terdampak Covid-19.

Baca Juga :  Gubri: BKMT Ujung Tombak Pembangunan Wanita Muslimah

“Ternyata data yang kami rekap dan validasi selama ini jauh dari harapan. Yang mereka bagikan itu hanya 15.625 paket seluruh Pekanbaru. Itu sama saja per RT cuma dapat 5 paket sembako,” cetusnya.

Kerja keras tulus RT/RW tidak lagi dihargai. Untuk itu dia merasa RW yang ada di Kelurahan Air Dingin sepakat untuk bubar dalam gugus penanganan Covid-19.

“Kami RT/RW Kelurahan Air Dingin udah siap untuk membubarkan RW siaga. Pernyataan itu menimbulkan kegaduhan dan perpecahan sesama warga,” ungkapnya.

Ditempat berbeda Ketua RW 02 Kelurahan Air Dingin, Fendi juga menyatakan tidak sepakat bantuan yang didistribusikan sebanyak 15.625 paket sembako tersebut. Sebab, kerja keras mendata dari pagi hingga malam hingga ke tahap validasi sudah tidak dihargai lagi.

“Yang tak kami terima masalah bantuan sembako itu tidak sesuai dengan data yang kami kirim. Kami kerja mati-matian. Kerja lembur pakai dana pribadi. Malam ini kami rapat, RW siaga ini akan kami bubarkan dulu,” tegas Fendi.

Baca Juga :  Usai Tandatangani PKS 3 Pihak, Lima KUD Mitra BRK Syariah Bakal Lakukan Peremajaan Sawit

Ketua RW 07 Kelurahan Air Dingin, H Dedi Yasmono, juga mengungkapkan jika pernyataan Dirut PT SPM sangat melukai hati RT/RW di Pekannbaru. Padahal presiden RI sudah mengakui kalau RT/RW adalah ujung tombak dalam sistem penaganan pemerintahan yang terkecil dalam penanganan dampak Covid-19.

“Semestinya dirut PT SPM sebagai BUMD yang ditunjuk bekerja profesional, menginjak beras itu sudah melukai hati rakyat, tambah dengan pernyataan tidak percaya RT/RW. Kita minta dirut meminta maaf atas pernyataannya itu kepada seluruh RT/RW di Pekanbaru ini,” pintanya.

Sebagaimana diketahui, Dirut PT SPM, Ade Putra Daulay, memakai jasa relawan yang melibatkan Tagana Pekanbaru, Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekanbaru (Ipemaru) SPM dan relawan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam pendistribusian 15.625 paket sembako.

Distribusi dilakukan door to door dan tidak dikumpulkan di kelurahan untuk menghindari keramaian

“Kalau ditaruh ke rumah RW khawatirnya tidak sampai. Kita bukan su’uzon, tapi meminimalisir makanya door to door,” ucapnya belum lama ini. (RK1/*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *