Wabah : Orang-orang Hilang

Puisi-puisi Hang Kafrawi

Wabah: Orang-orang Hilang

Tiba-tiba waktu menjadi menakutkan
Tarikan nafas menghirup curiga
Doa berharap umur dipanjangkan
Namun maut tak mampu direka

Seruling kematian semakin jelas
Hidup semakin sempit rasanya
Setiap detik perjalanan kandas
Sampai hitungannya hilang binasa

Seperti daun kering ditiup angin
Nyawa berguguran pada detak tak berjarak
Kepedihan paling nyilu tercemin
Giliran kita mungkin tak diarak

Sepi itu menunggu tiba
Ia akan sampai, itu pasti
Mengetuk rumah kita kapan saja
Sudahkah kita menyiapkan diri?

Ada pesan dari setiap yang hilang
Namun kita lalai mengeja tanda
Dipermain nafsu hidup yang sunsang
Tiada yang kekal semuanya fana

Baca Juga :  Kwarda Riau Taja Pelatihan Manajemen Penanggulangan Bencana se-Daerah Riau

Orang-orang yang hilang
adalah kita yang kembali

Aku Membaca Kita

Aku membaca kita pada hari-hari rebah
Siang dan malam terasa mencekam
Udara berhembus mengabarkan kematian
Kurva curiga menanjak melantas kepala

Aku membaca kita bertikai tentang air mata
Menafsir kebenaran dalam dentuman kekalahan
Bermadah di atas keranda wabah
Mengibarkan inilah aku dan kita

Aku membaca kita membentang perang
Mengarak gelisah ke padang ajal
Tak sehati menujah resah
Segala dilipat ketakutan

Aku membaca kita kehilangan arah
Tak menyadari diri
Seharusnya tak menakar untung dan rugi
Tersebab pawai kepunahan mengepung kita

Baca Juga :  Adoi, 1 Pasien Dari Meranti Genapkan 88 Positif Covid-19 di Riau

Aku membaca kita,
kepada jalan Ilahi kita harus kembali

Mengebat Malam

Sunyi itu menyelinap di balik gelap
Menghantarkan dingin ke rumah kita
Pelita di atas meja mulai malap
Simfoni gerimis menyulam jiwa

Kita lantunkan cemas serempak
Agar tak ada kekosongan terbentang
Jangan biarkan duka menanjak
Taburkan harap sebanyak bintang

Menajam mata sepanjang malam
Ada rupa kita dilanda sakit
Melepaskan pandang lubuk kelam
Air mata tembus ke langit

Duhai Subuh yang menyuluh
Detak jantung mengiba cahaya
Menampung rahmat buang keluh
Pada empat penjuru angin ikat doa

Baca Juga :  Serahkan Buku UU 1/1987 ke Kejari Dumai, Zulfan: Kadin Pelaku Ekonomi Nasional

Pagi datang jangan sungsang
Ufuk hati mengarus arah
Tombak Illahi harus dipasang
Menujah buntu tak gelisah

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *