Senja Berdusta
Puisi-puisi Asrul Irawan

Asrul Irawan
Senja Berdusta
Di atas jembatan rapuh,
Sepasang mata duduk menatap awan senja
Menanti tawa yang diselimuti duka dan terpaan air mata
Perlahan tempias cahaya memudar
Kerlingan mataku pun mencarinya
Aku tanya kepada malam,
Hilang…
Tak ada kedip pada bintang
Semua yang ku lihat gersang,
Layaknya langit tak bertiang,
harapan ku pupus dan hilang,
Menantinya tak kunjung datang.
Aku hanya bisa memandang dengan mata yang berkunang,
hilanglah dalam kenangan.
Luka yang Tak Usai
Sepi mengusikku lagi
datang seperti mentari,
Dan pergi sesuka hati
Mencampakkan duri-duri pada hati yang rentan ini
rasa yang hampir mati kembali kau ngrogoti
Cukup
Jangan kau tanam duri di selimut penghangat tidurku
Sudahlah
Jangan sembunyi lagi, aku tahu dunia ikut memaki
Pergilah
Aku tak sudi menjadi paku di antara duri-duri
Biarkan waktu menjadi saksi
Bahwa kau dan aku takkan pernah bersatu kembali
Pemain Tidur
Aku menggagahkan diri di atas purnama melihat malaikat senja sedang menghafal aksara yang kian sirna
Kupandangi dengan penuh makna dan menerka lukis pada mata
Ingin kugenggam
Namun hati enggan
Namun keluh menjadi bungkam
Ingin ku dekati
Namun ia asik sendiri
Aku hanyalah lentera jingga
Yang tak kuat memeliharanya
Aku takut ia sirna dalam sekejap mata,
Aku sadar ini hanya mimpiku di setiap pagi
Sepercik Rindu
Rinduku
Hanya mampu bertemu lewat kertas yang berlumur debu
Menuliskan untaian kata pilu bersama rindu,
Rinduku
Bagaikan rumah tak bertiang,
Bagaikan pantai yang gersang,
Ingin rasanya bicara bersama waktu, menyuruhnya kembali ke masa lalu
Tak mampu rasanya untuk bertemu
Namun dalam pejaman mata, ku tiupkan isyarat cinta
Memutuskan segala pilu
Mengusap seluruh rindu
Menghilangkan rasa yang menggebu-gebu.
Mungkin rinduku hanyalah igauan semata yang tak mampu membuatmu tersadar akan cinta yang kupunya
Biar semua berjalan sebagaimana mestinya
Aku takut mengejar, lelah beriring malu ditertawai luka, nyatanya, memilikimu hanyalah khayalan semata
Asrul Irawan adalah mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Lancang Kuning