Mantap, Bupati Irwan Jadi Pembicara Tropical Peatland Roundtable Discussion

Angkat Tema Tantangan Pengelolaan Ekosistem Gambut dalam Perspektif Lokal

RiauKepri.com, MERANTI-Keberhasilan Pemerintah Kepulauan Meranti dalam mengolah lahan Gambut dengan berbagai tanaman perkebunan seperti Sagu, Kelapa dan Kopi telah menjadi sorotan dunia, hal itu pula yang mendasari Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, selalu melibatkan Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si menjadi pembicara dalam seminar Nasional maupun Internasional tentang Gambut, seperti yang digelar saat ini acara diskusi Internasional Lahan Gambut, yang dihadir oleh para Pakar dan Peneliti Gambut Dunia, yang digelar di Ballroom Hotel Aston, Batam, Senin (12/11/2018).

Hadir dalam acara itu Kepala Badan Restorasi Gambut Ir. Nazir Fuad, M.Sc, Deputy I BRG RI Dr

Haris Gunawan, Ketua Masyarakat Lahan Gambut Internasional Prof. Gerald Schmilewski, Peneliti Hutan dan Lingkungan Hidup Badan Pengembangan dan Inovasi Dr. Agus Justianto, serta puluhan Akademisi serta Peneliti Lahan Gambut Internasional.

Pada kesempatan itu, Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si, dalam pidatonya mengangkat tema Tantangan Dalam Mengelola Ekosistem Gambut dalam Perspektif Lokal. Disitu ia menjelaskan bagaimana upaya Pemda Meranti dalam melestarikan Ekosistem Gambut seluas 80 persen daro total wilayah Meranti dengan berbagai tantangan seperti rentan terhadap kebakaran lahan, abrasi ombak laut dan cukup susahnya memanfaatkan lahan gambut untuk pengembangan tanaman pertanian perkebunan.

Baca Juga :  Misnarni Syamsuar Beri Motivasi Pelatihan Menjahit Baznas Inhil

Namun berkat strategi dan keuletan masyarakat yang didukung penuh oleh Pemerintan Daerah dapat menjadikan Lahan Gambut sebagai potensi daerah yang mampu mendukung kearifan lokal. Salah satunya dalam pengembangan Sagu, Kelapa dan Kopi yang menjadi andalan Meranti sejah dahulu.

Seperti diketahui, hasil perkebunan Sagu Meranti memiliki kualitas premium atau yang terbaik didunia, luas Kebun Sagu Meranti hampir mencapai 50 ribu Ha, dengan total produksi 276 ribu Ton pertahun. Dari hasil produksi itu Meranti menyuply hampir 90 persen kebutuhan Sagu Nasional, sebagian hasil produksi Sagu Meranti berupa tepung diekspor ke Cirebon dan Manca Negara seperti Jepang, Malaysia dan Singapura. Dan Sagu Meranti ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian terbesar masyarakat Meranti.

Baca Juga :  Gubri Terima DIPA dan Daftar Alokasi Dana Transfer Dari Presiden

Selanjutnya Bupati Kepulauan Meranti memaparkan, pentingnya menjaga Ekosistem Gambut, dan Pemkab. Meranti diakuinya sangat konsen terhadap pelestarian ekosisten Gambut itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat Kanalisasi atau Sekat Kanal yaitu mengndapkan air disuatu kolam atau wadah penampungan untuk dialiri ke Ekosistem Lahan Gambut agar tetap basah dan terbebas dari kebakaran.

Sejak sistem ini diterapkan, jumlah kebakaran hutan dan lahan Gambut di Meranti berhasil ditekan dengan drastis, dari ribuan hektar sampai menimbulkan bencana kabut asap ditahun 2016 menjadi ratusan hektar saja.

Selain itu, dalam pelestarian Ekosistem Gambut diwilayah pinggir pantai, dikatakan orang nomor satu di Kepulauan Meranti itu, Pemerintan Daerah bersama masyarakat terus menggalakan penanaman Mangrove, dan upaya ini menjadi salah satu yang paling efektif dan efisien dalam menyelamatkan bibir pantai Meranti dari ancaman abrasi.

Pemaparan Bupati Kepulauan Meranti tentang berbagai upaya yang dilakukan Pemkab. Meranti dalam memanfaatkan dan melestarikan Ekosistem Gambut dihadapan para Pakar dan Ahli Lingkungan Gambut Dunia mendapat apresiasi dari para peserta diskusi.

Baca Juga :  Wakil Rektor I Unilak Dilantik Gubri Jadi Pengurus Dewan Perpustakaan Riau

Direncanakan puluhan peserta seminar yang terdiri dari para Pakar dan Ahli serta Peneliti dunia bertitel Doktor ini akan melanjutkan tournya ke Meranti. Jika tidak ada halangan rombongan peneliti dibawah koordinasi Badan Restorasi Gambut RI. Akan sampai di Meranti pada tanggal 14 November 2018 mendatang. Kedatangan mereka di Meranti untuk melihat langsung Tanaman Sagu, Budidaya Kolam Ikan, Kanal Blocking, Potensi Kebun Kelapa, Kebun Kopi, serta Kunjungan ke Kilang dan Perusahaan Sagu.

Adapun daerah yang menjadi tujuan adalah, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, tepatnya di Desa Sungai Tohor, Desa Tanjung Sari dan Desa Lukun. (advetorial)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *